Pemeriksaan kesehatan mental perlu dilakukan jika akhir-akhir ini Anda merasa stres berkepanjangan, sangat tertekan di pekerjaan, sedang menghadapi masalah berat di keluarga yang membuat hidup Anda menjadi tidak tenang, dan kondisi lain yang sejenis.
Sejumlah kondisi seperti di atas kadang masih disepelekan oleh sebagian orang atau dianggap hal yang biasa. Padahal faktanya, stres dan gangguan kesehatan mental tidak jauh berbahaya dengan penyakit fisik, dan hal ini berdasarkan hasil riset dari International Journal of Family Medicine and Primary Care.
Apa Itu Pemeriksaan Kesehatan Mental?

Pemeriksaan ini umumnya terdiri dari pemeriksaan fisik, wawancara, dan juga kuisioner atau tes tulis untuk menentukan apakah seseorang memiliki masalah pada kesehatan mental / jiwanya atau tidak.
Pihak yang berwenang melakukan pemeriksaan ini sendiri adalah psikolog atau psikiater (dokter spesialis jiwa).
Pemeriksaan medis kejiwaan dibagi menjadi dua jenis berdasarkan sifatnya, yaitu pemeriksaan rutin dan pemeriksaan darurat.
- Pemeriksaan rutin biasanya dilakukan pada seseorang yang memiliki masalah kesehatan mental di tahap awal atau belum begitu parah dan kemungkinan sembuh sangat besar. Pemeriksaan ini lebih berfokus pada pemeriksaan secara rinci dan menyeluruh mengenai kondisi kejiwaan pasien.
- Sedangkan pemeriksaan kejiwaan darurat akan lebih berfokus pada gejala pasien, riwayat kelainan yang selama ini dialami, dan perilaku ketika gangguan kejiwaan tersebut muncul / sedang kambuh. Pemeriksaan jenis kedua ini biasanya untuk penderita yang sudah agak parah atau sangat parah.
Mirip dengan sejumlah penyakit fisik yang berat, pemeriksaan medis kejiwaan membutuhkan beberapa kali sesi pertemuan alias memakan waktu, jadi tidak bisa hanya sekali datang ke dokter spesialis jiwa dan selesai.
Lama waktunya sendiri tergantung pada kondisi masing-masing pasien.Pihak dari pasien maupun keluarga sangat tidak disarankan untuk mempercepat waktu pemeriksaan agar hasil diagnosa dapat lebih akurat.
Jadi jika dokter mengatakan untuk kembali memeriksakan diri minggu depan misal, maka pasien harus benar-benar kembali.
Selain pemeriksaan ini dapat dilakukan secara pribadi, biasanya juga diminta oleh pihak kepolisian kepada seorang tersangka kejahatan.
Tujuan dari pemeriksaan kesehatan mental ini untuk memastikan kondisi kejiwaan tersangka agar pengadilan bisa menentukan jenis hukuman yang akan diterima.
Penyebab Gangguan Mental dan Gejalanya
Gangguan mental biasanya terjadi karena faktor psikologis tertentu misalnya stres yang terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama.
Bisa juga karena beban kerja, masalah keluarga, terlilit hutang, atau lainnya. Tapi, permasalahan kejiwaan juga dapat terjadi karena sejumlah faktor lain seperti berikut:
- Genetik / keturunan, misalnya salah satu orang tua kandung memiliki riwayat gangguan kejiwaan.
- Muncul karena penyakit fisik misalnya menderita kanker yang otak yang membuat sejumlah saraf di otak menjadi bermasalah.
- Terlalu sering dan dalam jangka panjang mengkonsumsi alkohol, narkoba, atau obat-obatan tertentu lainnya dengan dosis yang tinggi.
- Bisa juga karena faktor lingkungan yang ada di sekitar penderita misalnya budaya atau sosial.
Adapun gejala yang muncul karena memiliki masalah kejiwaan bisa berbagai bentuk seperti:
- Mudah marah
- Perubahan suasana hati yang mendadak (mood swing)
- Susah tidur
- Selalu merasa cemas
- Sering berhalusinasi
- Psikosis (kondisi sulit untuk membedakan mana yang imajinasi dan kenyataan).
Namun berdasarkan sejumlah riset yang ada, ditemukan juga bahwa beberapa orang yang memiliki masalah pada kejiwaannya justru tidak menampakkan sejumlah gejala yang jelas.
Jadi orang tersebut tampak sangat normal seperti orang kebanyakan. Sebagian masyarakat umum kadang menyebutnya dengan “psikopat”.
Jenis Pemeriksaan Kesehatan Mental
- MMPI
MMPI adalah singkatan dari Minnesota Multiphasic Personality Inventory, yaitu suatu pemeriksaan atau tes psikologi yang bertujuan untuk mengetahui psikopatologi dan karakter atau kepribadian seseorang.
Definisi dari psikopatologi sendiri adalah kajian ilmiah yang dilakukan pada seseorang untuk mengetahui kesehatan jiwa dan perilakunya.
Tes MMPI bisa dilakukan untuk kebutuhan pribadi, kepada tersangka kejahatan, atau pada orang tua yang sedang memperebutkan hak asuh anak.
Pengadilan biasanya akan mengambil keputusan salah satunya dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan jiwa orang tua untuk memberikan hak asuh anak, selain melihat dari kesanggupan materi dan lainnya. Tes MMPI sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu MMPI-2, MMPI-2-RF, dan MMPI-A.
Bentuk tes ini adalah dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada seseorang yang akan dites. Jumlah pertanyaan tergantung pada jenis MMPI yang dilakukan.
Selanjutnya jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut akan diamati dan dinilai alias dikonversi oleh seorang ahli psikologi atau psikiatri untuk selanjutnya dibuat menjadi sebuah laporan.
- Pemeriksaan Medis
Jenis pemeriksaan ini akan membuat Anda berhadapan langsung dengan dokter ahli, yang biasanya dilakukan secara rutin dalam beberapa sesi dalam bentuk wawancara atau kuesioner yang mencakup pemeriksaan IQ, EQ, dan kepribadian.
Jika dibutuhkan, pemeriksaan lanjutan juga bisa dilakukan misalnya dengan mengambil sampel darah atau urin, dengan MRI otak, atau juga lewat CT scan.
- Tes Sehat Jiwa
Jenis pemeriksaan yang satu ini biasanya dilakukan secara mandiri dan online lewat website khusus yang menyediakan tes kesehatan mental. Jenis pemeriksaan ini lebih cocok untuk kesehatan jiwa tahap awal dan masih sangat ringan.
Namun, hasilnya sendiri tidak bisa dijadikan patokan karena tidak dikonversi oleh dokter ahli, jadi bisa dibilang bahwa hasilnya tidak 100% akurat.
Biaya Pemeriksaan Kesehatan Mental
Biaya dari pemeriksaan ini tentu sangat bervariasi tergantung jenis tes, jenis rumah sakit, dan lokasi dari rumah sakit itu sendiri, apakah di kota kecil atau di kota metropolitan yang terkenal serba mahal.
Tapi sebagai gambaran, berikut adalah daftar biaya tes kesehatan mental di sejumlah rumah sakit dan klinik:
Nama Rumah Sakit / Klinik
|
Lokasi | Harga Mulai Dari |
RS Restu Kasih | Jakarta Timur | Rp 260.000 |
MRCCC Siloam Hospitals Semanggi | Setiabudi, Jakarta Selatan | Rp 100.000 |
Klinik Ratulangi Medical Center | Ujung Pandang, Makassar | Rp 300.000 |
RS Mitra Keluarga | Kemayoran, Jakarta Pusat | Rp 300.000 |
Mayapada Hospital Kuningan | Setiabudi, Jakarta Selatan | Rp 350.000 |
Rumah Sakit Umum Bunda Margonda | Kecamatan Beji, Depok | Rp 300.000 |
RS Harum Sisma Medika | Kecamatan Makasar, Jakarta Timur | Rp 225.000 |
Mitra Keluarga Kalideres | Kalideres, Jakarta Barat | Rp 300.000 |
RS PKU Muhammadiyah | Kab. Sukoharjo, Jawa Tengah | Rp 246.000 |
Rumah Sakit Umum YARSI | Cempaka Putih, Jakarta Pusat | Rp 350.000 |
Klinik Angsamerah Fatmawati | Kebayoran Baru, Jakarta Selatan | Rp 650.000 |
RS Annisa | Cikarang, Bekasi | Rp 90.000 |
Klinik Angsamerah Menteng | Menteng, Jakarta Pusat | Rp 650.000 |
Omni Hospital Alam Sutera | Serpong Utara, Tangerang Selatan | Rp 300.000 |
Hal Lain yang Diobservasi Saat Pemeriksaan Mental
Selain melakukan wawancara dan mengisi kuesioner, sejumlah hal berikut juga akan ikut dinilai oleh dokter untuk menentukan kondisi kesehatan mental Anda:
- Penampilan fisik (gaya busana, model sepatu, dll.).
- Sikap Anda selama sesi pemeriksaan (sangat santai, gugup, atau lainnya).
- Gaya bicara Anda
- Cara berpikir dan isi pikiran
- Fungsi kognitif
- Pemahaman diri sendiri
Jika sejumlah gejala seperti di atas, atau sejenisnya, ada pada diri Anda dan memiliki dampak negatif pada aktivitas sehari-hari / sudah mengganggu, maka sebaiknya Anda segera melakukan pemeriksaan kesehatan mental agar mendapat penanganan dan perawatan yang tepat sebelum terlambat dan fatal. Baca Juga: Cara Mengobati Penyakit dengan Pengobatan Tradisional, Apa Kelebihannya?
